Kisah hujan bermula lagi, berteman secawan teh atau kopi atau apa-apa saja, kisahnya telah bergerak, mungkin dengan sekaki payung.
Yang bermotor, hati-hati, fikirnya tetap berputar walaupun basah, cari tempat teduh atau terus menempuh, air di jalanan boleh melompat ke atas kepala, yang beroda empat atau lebih, hati-hati, memandang ke depan terkadang air di jalan bagaikan ombak ke cermin depan, fikirnya tetap berputar meski resah. Yang di rumah, merasa selamat, tetap bergegas ke luar, dalam hujan menghalau anjing kuyup yang masuk ke perkarangan, mengibas-ngibas bulu di depan pintu, yang bergerai di tepi jalan, melawan tempias dan bertahan dengan angin yang melawan, mengharap ada yang singgah kendati kehujanan. Masing-masing ada peranan dan jalan cerita mungkin menjangkau akal.
Hujan memberikan air, dalam masa yang sama memberi ujian untuk kita fikir, tak ada air kita gelisah, ada hujan kita gelabah. Kita yang bebas perang sedang berperang dengan nafsu yang melimpah bagaikan air hujan yang boleh menghantar bah. Itulah perjuangan kita selagi belum mati!
No comments:
Post a Comment