Sebut saja O.T. Dussek, bagi kami dan kamu yang tahu, banyak kenangan berkumpul, banyak kisah yang tertulis.
Kali terakhir Ayah menjejakkan kaki ke O.T. Dussek, sudah bertukar fungsinya menjadi Fakulti Bahasa. Sempat bertemu Kak Ani, tidak kesampaian bertemu Encik Ahmad Khair. Itulah tempat lahirnya cinta, mekar persahabatan kami semua di sini. Di koridor bawah meniup pelbagai alat tiupan itu biasa, yang di dalam ralit memegang berus pun itu pun biasa. Waktu itu kegilaannya lagu Hindustan, CD pun baru bermula, 3310 itu sesuatu yang hebat dan sesiapa pun pasti mengenali Pak Aris. Mengayuh dan berjalan itu merata-rata, menjadi biasa, kadang-kadang makan paginya Perak, makan tengah harinya di Kuala Lumpur dan makan malam di Selangor. Banyak kali berada di kedai Abuya, menikmati juadah siang malam, menikmati kereta api yang melintasi dan melintas ke pekan Tanjung Malim pun beberapa langkah sudah sampai. Pagi tadi bertemu dengan salah seorang daripadanya, warga O.T. Dussek, hari terakhir baru ketemu walau Selasa sampainya.
Kita bersama-sama mengumpul kenangan walau kisahnya dari sudut pandang tak sama. Tetap ada sesuatu untuk kita kenang, walau ada ingatan terkambus dalam. Kita pernah menjejak tanah yang sama, merenung langit yang sama, Pengetahuan Suluh Budiman itulah yang kita genggam. Juga pernah berada di dalam perut yang sama, Ibu Kandung Suluh Budiman, jangan disangkal, kitalah Anak Kandung Suluh Budiman!
No comments:
Post a Comment